KEPEMIMPINAN
Dahlan Iskan Menteri Negara BUMN |
Dalam Kepemimpinan, sebagaimana dalam semua jenis Ketrampilan, mengatakan bahwa Pengalaman tanpa suatu fondasi konseptual adalah sama sia- sianya seperti Tiori tanpa Aplikasi . Criteria 1 dalam Malcolm Baldridge Criteria for Performance Excellence (MBCfPE) yang terdiri dari 7 criteria adalah Kepemimpinan, score 120 point. Pertanyaan pertama dari kriteria 1 ini adalah : Bagaimana Pemimpin memandu dan mempertahankan sustainability perusahaan dan bagaimana pemimpin berkomunikasi dengan seluruh karyawan dan mendorong agar mempunyai kinerja tinggi. Adapun penetapan scorenya dirujuk pada cara pendekatan/ approach, cara men-deploy dan learning/ pembelajaran (apakah cara caranya bisa di-trace ulang hingga semua itu bisa dijadikan pembelajaran) dan bagaimana mengintegrasikannya, sehingga sanggup mendobrak batas-batas atau sekat-sekat birokrasi yang ada. Semakin Pemimipin mempunyai cara yang sistimatis maka semakin tinggi score keekselenan kepemimpinannya.
Dahlan Iskan mempunyai segudang pengalaman dan aplikasi praktis dalam memimpin, sebelum diangkat menjadi orang nomer satu di BUMN, yang ter-rekord dalam memori saya, hasil dari baca di koran dan majalah dan nonton TV adalah beliau sukses membangun Jawa Post group, sukses menjadikan PLN, menjadi BUMN yang dicintai masyarakat hanya dalam waktu kurang dari dua tahun . Kini belum satu tahun menjadi orang nomer satu di BUMN , performance BUMN banyak yang meningkat.
Minggu kedua mamasuki minggu ketiga di bulan maret ini, Dahlan Iskan menjadi Menteri terpopuler yang banyak dipublikasikan di televisi dan media secara gratis! " Dahlan Iskan di Jalan Tol " Banyak Pro dan Kontra atas tindakan ini. Ada yang menulis dengan penulisan bertendensi mencitrakan seolah pak Dahlan itu Pemimpin yang Pemarah !
Tapi menurut saya sekalipun saat itu benar "dia" marah, seharusnya kita bisa memahami karena Pak Dahlan sudah menyampaikan berkali kali kepada pengelola Jasa Marga agar mobil antri di pintu Tol jangan sampai lebih dari 5 mobil. Pagi itu beliau melihat macetnya pintu tol yang tertutup karena nggak ada penjaganya. Apakah melihat kondisi demikian pemimpin BUMN itu nggak boleh marah ?
Namun kalau kita hubungkan dengan "cara memimpin" mungkin cara memimpin seperti ini masuk dalam tiori " low cost high profit ".
Dengan pemberitaan dari media itu, maka para pemimpin BUMN paham bahwa "boss" ingin mereka itu lebih fokus dan kreatif dalam bekerja dan punya nyali!. ( Ini tentu hanya pengamatan pribadi saya. Mungkin saya salah tapi bagaimana kalau benar ?!).-
Dengan pemberitaan dari media itu, maka para pemimpin BUMN paham bahwa "boss" ingin mereka itu lebih fokus dan kreatif dalam bekerja dan punya nyali!. ( Ini tentu hanya pengamatan pribadi saya. Mungkin saya salah tapi bagaimana kalau benar ?!).-
Namun untuk mengetahui persisnya tingkat ke-ekselenan-nya - kepemimpinan-nya maka cara itu harus di asses atau diukur dan metode assement/pengukuran yang sudah proven didunia adalah "Baldridge Criteria" .
Adapun untuk mengukur cara "kepemimipinan" adalah apakah untuk cara-cara itu dilaksanakan melalui suatu design (by design)/ perencanaan, dan apakah sudah sistimatik, juga akan diukur tingkat kedalaman dan keluasan kebijakan, sehingga roda organisasi berjalan tambah mulus. yang dikarenan suport dan tanggung jawab dari seluruh jajaran. Kemudian apakah cara cara kepemimpinan nya terdokument dengan baik hingga mudah di traceable dan dapat dijadikan pembelajaran untuk dimasa akan datang. Dan setelah itu akan diukur tingkat apakah dengan cara kepemiminan-nya berhasil mengintergrasikan berhasil menerobos kotak kotak birokrasi, sehingga tidak terjadi raja raja kecil dalam organisasinya. Semua akan bisa diukur dan diberikan nilai bila assesment menggunakan kriteria Baldridge .
Kalau saja Pak Dahlan ini mau secara voluntary di asses dengan kriteria Baldridge oleh lembaga yang kredible dan independent tentunya; maka akan banyak hal dan nilai nilai yang akan ditemukan yang dapat dijadikan Pembelajaran yang sangat berguna dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di Republik ini. Kalau saja ,,, !.
Adapun untuk mengukur cara "kepemimipinan" adalah apakah untuk cara-cara itu dilaksanakan melalui suatu design (by design)/ perencanaan, dan apakah sudah sistimatik, juga akan diukur tingkat kedalaman dan keluasan kebijakan, sehingga roda organisasi berjalan tambah mulus. yang dikarenan suport dan tanggung jawab dari seluruh jajaran. Kemudian apakah cara cara kepemimpinan nya terdokument dengan baik hingga mudah di traceable dan dapat dijadikan pembelajaran untuk dimasa akan datang. Dan setelah itu akan diukur tingkat apakah dengan cara kepemiminan-nya berhasil mengintergrasikan berhasil menerobos kotak kotak birokrasi, sehingga tidak terjadi raja raja kecil dalam organisasinya. Semua akan bisa diukur dan diberikan nilai bila assesment menggunakan kriteria Baldridge .
Kalau saja Pak Dahlan ini mau secara voluntary di asses dengan kriteria Baldridge oleh lembaga yang kredible dan independent tentunya; maka akan banyak hal dan nilai nilai yang akan ditemukan yang dapat dijadikan Pembelajaran yang sangat berguna dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia di Republik ini. Kalau saja ,,, !.
keterangan :
Photo : Diambil sesaat turun dari mobil ditangga Gedung BRI Pusat Jakarta sebelum acara BUMN Excecutive Breakfast Meeting.
jkt mid of march 2012 ..frits i.m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar